Pada tahun 2006, seorang pengusaha bernama Bapak John Doe mendapatkan beberapa anak jalanan yang sedang menjajakan koran di perempatan di dekat tempat usahanya. Dari beberapa anak yang sedang menjajakan koran, ia melihat 2 orang sedang duduk sambil membaca koran yang mereka jajakan, anak yang lain tetap menjajakan koran mereka. Setelah beberapa jam ia mendapati anak lain yang tadi menjajakan koran gantian membaca koran mereka sebaliknya anak yang tadi membaca , menjajakan koran mereka. Beberapa hari mengamati anak-anak tersebut, yang mereka lakukan selalu sama.
Dipanggilah anak-anak tersebut, sambil ditanya, apakah mereka bisa membaca. mereka menjawab bisa, karena sebenarnya mereka masih sekolah, tetapi karena keadaan ekonomi mereka tidak bisa melanjutkan. Kemudian ia bertanya lagi, apakah mereka mau bersekolah dan mereka serentak menjawab iya. Mendengar hal tersebut Bapak John Doe menyuruh mereka untuk menjajakan koran tidak sampai sore dan disuruh datang ke tempatnya.
Keesokan harinya, selepas mereka menjajakan koran, sore iitu mereka berkumpul di rumah Bapak John Doe. Mereka pun disuruh masuk ke rumahnya dan di teras belakang rumah sudah menunggu guru les privat anaknya dan menyuruhnya mengajari anak-anak tersebut belajar. Kegiatan itu dilakukan tiap sore, dan semakin banyak anak jalanan yang mengikuti belajar.
Guru ditambah, yang ikut kegiatan belajar semakin banyak, ia pun memindahkan kegiatan itu di rumahya yang lain yang tidak dipakai. Liputan dari media membuat tempat itu semakin ramai didatangi, bahkan bukan dari kalangan tidak mampu. Lambat tapi pasti ia pun bertekat menjadikan tempat itu sebagai sekolah untuk mengupayakan ijazah bagi anak-anak yang belajar.
Pada tahun 2011, sekolah ini berhasil mendapatkan status disamakan. Fasilitas-fasilitas juga ditambah dan pengajar juga ditambah. Pendaftar semakin banyak karena lulusan dari sekolah ini banyak yang berprestasi, baik di bidang akademis dan non akademis. Biaya pendidikan tetap tidak mahal untuk siswa yang kurang mampu karena ada sistem subsidi silang dari orang tua siswa yang mampu.
Pada tahun 2016, sekolah ini akhirnya mendapatka status sekolah bertaraf internasional.